Pengakuan Piyu "Padi"
(Hai 19/XXIV, 12 - 18 Mei 2000)

Bersama Sativa Management (manajemen Padi, Red), Piyu kerap menggelar kampanye anti narkoba langsung ke SMU-SMU. Kepada publik gitaris yang punya nama lengkap Satriyo Yudi Wahono ini mengaku bahwa anak-anak Padi adalah mantan junkies. Berikut penuturannya ketika diwawancarai Danie dari Hai.
Kapan mulai pakai drugs?
P:
Kalo nggak salah mulai SMA. Bandelnya nggak ketulungan! Mulai dari cimeng (ganja-Red) sampe kokain, heroin terus putauw. Mulanya cuma karena pengen ngerasain adegan film orang nyedot heroin. Untungnya sih nggak sampe addicted. Soalnya pas pertama nyoba, aku langsung ngeh bahwa barang itu 'gila'. Bisa bikin aku mati!
Gitu juga sama putauw dan yang lain. Pokoknya jauh sebelum temen-temenku yang lain make, aku udah nyobain itu semua...Yang sempet nyandu tuh cimeng. Sekitar tiga tahunan baru bisa berhenti.
Apalagi yang bikin pengen nyoba?
P:
Waktu itu aku belum punya band tetap. Dan itu bikin pikiranku nggak fokus. Larinya ke hal-hal kayak gitu...Selain itu aku banyak terpengaruh pergaulan. Di masa itu aku lumayan gaul lah. Nongkrong di mana-mana.
Berapa banyak duit yang diabisin?
P:
Wah, nggak keitung. Walaupun nggak sampe jual alat, sih. Soalnya waktu itu aku emang belum punya! Tapi khusus buat cimeng, waktu itu aku selalu punya anggaran khusus, yaa kayak orang ngerokok aja....
Personel Padi yang lain gimana?
P:
Pas terbentuk, aku berani mastiin Padi tuh bersih. Aku juga tau kalo sebelum bergabung hampir semuanya pernah nyoba. Tapi aku akuin sempet juga ada personel yang make lagi. Tepatnya waktu pra proses rekaman Lain Dunia. Itu aku akui sempet bermasalah. Setelah pengalaman itu, aku getol kampanye antidrugs. Nggak cuma ke luar, tapi juga ke dalam. Aku sering bilang sama temen-temenku bahwa perjalanan Padi masih panjang. Dan kita nggak bisa bertahan lama kalo digerogoti masalah begituan. Udah banyak contohnya. Dan aku nggak mau Padi ikut memperpanjang daftar itu. Sejauh ini sih masih efektif....
Kalau seandainya ada yang terus make?
P:
Nah, ini yang mungkin ngebedain Padi sama band lainnya. Kami nggak bakal menjatuhkan sanksi, apalagi memecat. Gimanapun kami akan coba mempertahankannya. Paling kami kasih kesempatan dulu untuk membereskan masalah itu sampai kelar. Bukan apa-apa, kupikir nggak akan menyelesaikan masalah juga kalau kami memberikan sanksi buat personel yang misalnya terlibat. Nggak manusiawilah.
Gimana cara ngelepasin diri? Ikut terapi?
P:
Nggak, nggak. Semuanya emang aku niatain. Semenjak aku serius ngeband, pikiranku lebih fokus hingga nggak sempet kepikiran buat gitu-gituan lagi. Aku juga banyak dibantu sama temen-temen yang terus nemenin dan mengalihkan perhatianku dari obat-obatan, tiap kali keinginanku timbul. Lagian, waktu mulai sibuk ngeband aku sengaja pindah ke Jakarta jadi nggak berhubungan lagi sama temen-temen yang dulu...
Pernah kangen ingin make lagi?
P:
Nggak pernah. Elo lihat sendiri ngerokok aja aku udah nggak lagi. Pokoknya kalo ditanya apa yang bisa bikin aku bener-bener lepas dari narkoba, jawabannya cuma satu: Musik! Dengan musik, otakku sibuk terus. Nggak sempet mikir yang lain-lain.
Kretifitas sempet terhambat?
P:
Nggak juga. Soalnya kau selalu membuat lagu dalam keadaan seratus persen sadar...Semuanya otakku yang bicara.
Sejauh mana sih kepedulian lo sama masalah drugs ini?
P:
Terus terang, sebelum Padi jadi, aku udah bercita-cita memakai media ini buat kampanye antidrugs. Dan itu aku tunjukin dengan nyelipin satu lagu di album Lain Dunia yang cerita akibat drugs. Judulnya Beri Aku Arti. Aku ngeliat dan pernah ngerasain sendiri diasingkan dari temen-temen akibat make drugs. Dan itu yang paling nggak enak. Kalo elo tuh artis yang banyak dikenal orang, mungkin nggak terlalu bermasalah. Tapi kalo lo orang biasa, kuliahan, SMU, lo bukan apa-apa melainkan orang yang aneh di mata orang lain.
Metodenya seperti apa?
P:
Sharing. Biasanya aku buka aja pengalaman pribadiku bersama drugs. Aku nggak malu disebut mantan junkie, toh itu masa laluku. Dan orang yang berpikiran dewasa, harusnya nggak cuma berhenti melihat masa lalu seseorang. Dia akan juga ngeliat usahaku dalam nyiapin masa depanku lewat Padi dan sebagainya. Itu biasanya lebih mengena.
Jadualnya?
P:
Biasanya aku datang ke sekolah-sekolah tempat kita manggung. Sampe sekarang lebih banyak di luar Jakarta, karena frekuensi manggungnya juga lebih sering di sana. Mungkin baru selepas Juni 2000 Padi bakal lebih sering manggung di Jakarta. Pihak manajemen Padi yang biasanya mengatur semuanya. Minta waktu ke sekolah yang mau didatangi. Gitu aja. Nggak pake woro-woro apapun, paling pengumuman aja di sekolah itu,"Besok Padi mau dateng." Beres. Ini udah kami lakukan sejak bulan Oktober tahun lalu.
Denger-denger, ada dua personel Padi yang sekarang lagi bermasalah...
P:
Sejak beberapa kali konser belakangan, Rindra dan Yoyok absen. Soalnya mereka berdua emang harus ngurusin masalah pribadinya dulu. Tapi, jujur aja, bukan masalah drugs kok. Dan namanya pribadi, berarti nggak bisa kusebutin, dong. Moga-moga bulan Juni nanti mereka udah bisa aktif lagi. Kami sering kontak, dan mereka udah nggak sabar buat ikutan lagi....