Padi, Merunduk tapi Berisi
(Keren Beken 18/II, 4 - 17 September 2000)
Band asyik yang personilnya pendiem abis! Biar gitu, mereka
hormat sama senior en ngedukung kaum feminis! Padi emang baru punya satu
album! Tapi biar merunduk, mereka punya visi.
Bener nggak sih, grup band berpersonil lima cowok asal
Surabaya ini jarang ngomong?
"Ha.. ha.. ha..! Makanya ajarin kita gaul, dong!" kilah Piyu waktu
ditanya kenapa personel Padi pendiem banget. "Abis kita kan dateng dari
daerah, jadi belon punya banyak temen di Jakarta. Paling banyak ngocol sesama
kru aja selanjutnya, yeah di pikiran masing-masing," jelas sang gitaris
tentang karakter mereka yang emang adem itu.
Karakter adem nggak ngejamin karya mereka sama hambarnya, bro. Bukti, hampir
setengah judul di album pertama masuk posisi teratas di tangga lagu kita. Rekor
lagi, nih..., tiga video klip sukses diputer di setiap stasiun tv saban hari.
Catatan tersendiri untuk pendatang baru yang mampu masarin beberapa lagu dalam
album pertama. Mungkin nilai lebih itu atas dasar tingginya mereka memuja segala
bentuk sisi feminis. Simak deh, lagu-lagu mereka yang emang bikin kaum wanita
melayang-layang di angkasa.
"Feminin bukan sekadar nilai kelembutan wanita, juga gimana cara memandang
dunia dari sisi yang paling baik," jelas Piyu. Maksudnya, cara pandang
cewek emang lebih asyik en damai. Makanya nggak heran kalo mereka dapet nilai
lebih untuk urusan menghargai wanita dan dunia.
Idealis......
"Musik itu ekspresi jiwa. Semua yang kita rasakan biasanya bakal tertuang
dalam musik," ujar Fadly, vokal, ngomentarin sisi idealis Padi. "Kami
main dari hati nurani, bukan tren semata," lanjut penggemar kucing dengan
vokal merayu ini. Bagi Padi, pasar bukan target utama, "Nggak perlu
nonjolin tren komersil, seni lebih berarti," tambahnya.
Apa itu karena mereka gede di lingkungan musik ya? "Lingkungan bermusik di
Surabaya sangat akrab," terang Ari yang lahir di Bogor, 11 September 1974.
"Terutama sama senior, makanya kita sering banget belajar dan tukar pikiran
sama mereka," terang anak bungsu ini. Itung aja musisi senior Surabaya yang
jadi idola anak-anak Indonesia seperti Dewa 19, Boomerang, Power Metal dan
sebagainya. Tanpa sungkan, mereka selalu berusaha nanya en belajar dari
pendahulunya. Nggak cuma soal musik, ngadepin penonton en ngatur panggung pun
mereka tanya.
Hubungan yang erat dengan Dewa 19 pun disinyalir jadi pengaruh konsep musik
Padi. "Ada kesamaan sama Dewa mungkin rada benar," papar Piyu.
"Orang juga ngeliat saya pernah jadi additional guitar untuk Dewa
19," lanjutnya. "Atau mungkin karena sama-sama orang Surabaya ya,
he...he...he..." candanya.
FADLY, Tebar Pesona
Charming kayaknya pas deh, untuk nyebut karakter panggungnya. Nah, kalo
kesehariannya gimana dong? Yang tau cuma Om Arifuddin Mattotorang en Tante
Orlian Mahanggi, ortunya. Ssst... Yayangnya, Desy Aulia yang pernah tampil di
majalah Aneka Yess! juga paling ngerti sifat vokalisnya Padi ini, lho!
Andi Fadly Arifuddin, cowok Makassar kelahiran 13 Juni '75 ini emang punya vokal
asyik en rada merayu. Makanya banyak cewek kepincut sama khas vokal doski. Tapi
biar begitu, doski nggak pernah nebar pesona sama cewek kok. "Kalo tebar
pesona di panggung emang jadi tugas gue," imbuh si pemegang prinsip hidup listen,
learn, and live ini.
PIYU, Ngegeber Gitar
Kahlil Gibran berpengaruh besar buat inspirasinya. Lirik-lirik puitis yang
dibuat cowok kelahiran 15 Juli 1973 ini. O ya, buat Piyu, jadi additional guitar
Andra punya nilai sejarah tersendiri, lho. "Pertama kali bisa beli gitar,
setelah berhasil ngumpulin duit abis jadi teknisi gitarnya Andra Ramadhan,"
ungkapnya ngenang gimana susahnya ngumpulin duit waktu itu. Cintanya sama gitar
beda sama cinta untuk pacar, bo. "Urusan gitar boleh digeber abis. Tapi
urusan pacar, jangan deh!" katanya soal cewek. Pasalnya, gitar itu kan
nyangkut profesi juga en bakal setia ditekunin. Nah, kalo pacar belon tentu, ya?
RINDRA, Cuek en Funky
Yang juga produktif bikin lagu, si pendiem satu ini pula, bo. Bukan maksud
ngediemin orang, kalo baru kenal emang susah pendekatannya. Tapi coba sedikit
kasih waktu untuk sang basis ini, kamu bakal dibuatnya takjub. Menurut
temen-temennya, diem itu cuma untuk tebar pesona aja, biar orang penasaran.
"Waduh, nggak tuh. Kalo soal banyak yang terpesona sama gue, emang udah
nasib mereka aja, he...he...he..." kilah si sulung bernama lengkap Rindra
Risyanto Noor ini. Nah, mungkin karena cuek en gaya funky yang
disandangnya, banyak yang kesengsem sama doski terutama waktu manggung.
YOYO, Hasil Belajar
Gebukan drum yang dihasilkan cowok kelahiran 29 November '75 ini dinilai nggak
monoton, bo. Perhatiin aja, dalam satu lagu, doski bermain variatif en teratur.
Wajar dong, jiwa musik Padi bisa langsung dirasakan begitu kita mendengar lagu
mereka. "Aku main drum sejak kelas empat SD. Setiap pukulan emang hasil
belajar dari musisi senior. Kalo soal karakter ngedrum nggak pernah aku pikirin,
nanti juga ketahuan sendiri," ujar bungsu yang waktu kecil punya cita-cita
jadi tentara ini. Soal cinta, no comment! Yang jelas cewek baik yang
asyik udah pasti dilirik cowok bertitel Surendro Prasetyo ini.
Ari, Bingung Milih
Ari Tri Sosianto yang kepengen banget jadi produser ini ngaku sempet belajar
keras main keyboard. Tapi berhubung sekian lama nggak juga gape, doski
nyerah en langsung banting stir ke gitar. En kalian bisa nikmatin permainannya
di setiap penampilan Padi yang sekarang. Pecinta masakan ibunya ini jujur soal
cewek yang bakal jadi pendampingnya. "Gila, susah banget nentuin cewek yang
kayak gimana yang gue pilih. Gue nggak pernah matokin apapun untuk yang satu
ini, bener deh!" papar cowok kelahiran 11 September 1974 ini. Tapi kalo
disuruh milih berat mana antara cewek sama gitar, doski bakalan langsung pusing
tujuh puteran. "Mending disuruh makan!" katanya asal.