Padi Biar album laku keras, dan sukses menyabet banyak penghargaan, tapi masih tetap ngerasa tertantang. Kenapa pula ogah diekspose?
(Tabloid Dara 33/2000, 5 - 18 Desember 2000)
Panjangnya sebuah cita-cita
2000, emang bisa dianggap tahunnya Padi panen. Gimana nggak, selain debut albumnya,
Lain Dunia, terbukti laris manis di pasaran, band asal Surabaya ini, juga sukses mencatat sederet penghargaan musik terkemuka di negeri sendiri, seperti halnya
Clear Top Ten Awards, dan juga AMI Sharp Awards 2000, yang digelar belum lama ini.
Namun, meskipun udah bisa dikategorikan sebagai band besar dan tenar, grup musik yang digawangi oleh Fadly (vokal), Piyu (gitar), Ari (gitar), Rindra (bass), dan Yoyok (drum) ini, ternyata nggak bertingkah tinggi hati. "Kita sendiri nggak nyangka, kalau bisa dihargai sedemikian rupa. Sampai terjadi banyak hal yang ngebuat kita merasa
surprise sendiri. Tapi biarpun apa yang udah kita raih selama ini, bisa dibilang cukup memuaskan, tapi kita merasa masih banyak kekurangan yang harus dibenahi," ungkap Piyu.
"Kami semua memang berjuang. Mengeluarkan segenap tenaga dan pikiran kami, untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik untuk kami sendiri," tambah Fadly. "Tapi di lain sisi, kami juga mikir, kalau semua ini, baru terjadi di album pertama aja. Jadi kami menganggap, masih panjang perjalanan yang mesti kami tempuh untuk ke depannya nanti," sambungnya lagi.
Bukan Beban, Tapi Tantangan
Berangkat dari rasa 'belum' apa-apa itulah, lantas membuat mereka berniat untuk melakukan hal yang lebih lagi di album kedua yang kini tengah digarap.
"Kita kepingin bisa lebiih inovatif lagi. Dan kita juga kepingin menawarkan musik yang baru. Bukan kayak yang udah-udah," papar Yoyok.
Nggak seperti kebanyakan band-band lainnya, yang merasa terbebani akan kemampuan mengulangi sukses yang sama seperti di album terdahulunya, mereka berlima malah menganggap hal itu sebagai suatu tantangan tersendiri. "Banyak orang yang menganggap ini adalah beban. Tapi pada intinya, saya pikir, ini adalah suatu tantangan. Karena apapun yang saya lakukan di musik, saya harus bisa menikmatinya, itu yang pertama. Dan karena itulah, saya merasa saya harus bisa berbuat yang lebih banyak lagi nantinya. Lagian, beban, kayak begitu, nggak akan terasa berat kalau dibagi rata," ujar Fadly.
"Dan terlepas dari meledak atau nggaknya album itu nanti, nggak bakal jadi masalah. Karena selama kita bisa merasa puas dan bangga akan pekerjaan kita, itu udah cukup. Di samping itu, istilahnya kita juga udah punya formulanya buat bikin album. Baik itu dari karakter teman-teman di Padi sendiri, dan juga dari apa yang diminati (orang) dari kita. Dan itulah yang bakal terus kita pertahankan di album kedua besok," lanjut Piyu.
Tapi, bukan lantas berarti materi album yang rencananya bakal dilansir sekitar awal tahun depan itu akan sama aja dengan isi
Lain Dunia. Hal ini bisa terlihat dari keinginan mereka untuk melakukan suatu kemajuan. Tapi
kita juga tetap usahain supaya nantinya jangan smpai nggak nyambung dengan album yang pertama," jelas Ari. Caranya? "Ya, dengan belajar, meningkatkan diri. Apalagi? Sama, mengoreksi kesalahan yang ada," sambungnya lagi.
Menolak Diekspos
Berbeda pula dengan kebanyakan band-band lainnya, yang pada umumnya 'haus' publikasi. Padi yang rencananya juga bakal ngerilis
Mahadewi sebagai video klip keempatnya ini, malah mengaku ogah banget buat di'korek-korek' terutama dari sisi kehidupan pribadinya. "Bukan bermaksud menyombongkan diri. Istilahnya begini, orang mengenal saya, Rindra, Ari, Yoyok, dan Piyu itu, karena
Padi. Bukan sebagai seorang movie star. Saya dikenal karena menyanyi, Rindra main bass. Jadi yang perlu
didapetin orang tuh sebenarnya, bagaimana Rindra main bass kayak begitu, atau bagaimana Yoyok bisa main drum seperti itu. Bukan bagaimana (cara) mereka tidur! Lagipula, kalau bicara tentang musik kan, lebih asik. Soalnya, masih jarang juga yang ngebahas tentang musik," beber Fadly.
"Lagian, emang nggak ada kok, yang perlu diekspose dari kami. Soalnya, dalam kehidupan sehari-hari, kita jelas-jelas seperti orang biasa," tutup
Ari kemudian. Ah, emang benar apa kata orang. Padi, semakin berisi, semakin merunduk.
(Boy)